Kesurupan Massal di SMPN 8

Kesurupan Massal di SMPN 8

\"DSC_0796\"BENGKULU, BE - Kesurupan massal terjadi di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 8 Kota Bengkulu.   Setidaknya ada 25 siswa yang mengalami kesurupan kemarin (3/1). Guru Bahasa Indonesia yang sedang mengajar di kelas VII.5, Rita SPd, mengatakan, kejadian itu kali pertama terlihat sekitar pukul 10.00 WIB.  Dia yang sedang mengajar, merasa aneh dengan tingkah siswinya, Desti dan Faza, yang memandangnya tajam.  Selain itu, kedua siswi tersebut terlihat gelisah. \"Usai istirahat, jam keempat, waktu mengajar, saya melihat mereka (Desti dan Faza, red) memandang saya secara aneh,\" ungkapnya. Akhirnya, kedua siswi tersebut menjerit dan membuat takut seluruh isi kelas. Beruntung, kedua siswi tersebut langsung dibawa keluar kelas menuju masjid yang ada di sekolah. Setelah ditanya, kedua siswi tersebut menjelaskan, mereka melihat orang berjubah putih dengan mata hancur. \"Kalau tidak segera dibawa, mungkin seisi kelas kerasukan semua,\" tambah Rita. Namun sampai di masjid, bukannya membaik, kedua siswi tadi malah mengalami kejang-kejang seperti kesurupan.  Setelah itu, kesurupan mulai menyebar ke semua siswa di kelas lainnya, secara bergantian.  Hingga jumlahnya mencapai 25 siswa. Keadaan sekolah pun menjadi gempar, karena mereka yang kesurupan berteriak histeris dan menangis. Salah seorang siswa yang juga terkena kesurupan, Nike Fransiska, mengaku melihat topeng berdarah-darah. Karena itulah, dia menjerit takut. Dia langsung dijemput oleh orangtuanya untuk pulang. \"Saya tadi melihat topeng terbang yang berlumuran darah,\" jelasnya. Para siswa yang kesurupan tersebut dibacakan doa oleh guru agama yang ada di sekolah tersebut.  Beberapa siswa yang sudah siuman langsung dijemput pulang oleh orangtuanya.  Kondisi paling parah dialami oleh Ghina, siswi kelas VIII.  Walaupun sudah dibacakan doa dan diberi air minum yang sudah dibacakan doa, kondisinya tidak kunjung siuman.  Malah, dia semakin menjerit-jerit histeris. Kronologis Berdasarkan rangkaian cerita yang diperoleh BE, kejadian kesurupan massal yang baru kali pertama terjadi di sekolah yang beralamat di Jalan Lingkar Barat Kota Bengkulu ini, bermula pada saat siswa sekolah ini mengikuti lomba Paskibra yang diadakan di SMAN 2 Kota Bengkulu, pada hari Sabtu lalu. Saat itu, untuk mengisi kekosongan kegiatan pada Sabtu malam (1/2), anggota Paskibra SMPN 8 ini mengadakan acara hipnotis yang dilakukan alumni SMP 8.  Saat itu, siswi yang dihipnotis adalah Yeyen kelas VIII.   Setelah dihipnotis, Yeyen tiba-tiba menulis di pohon di SMA 2 tersebut.  Yeyen sendiri tidak sadar apa yang dilakukannya. \"Saat itu kami tegur-tegur Yeyen, tapi tidak menanggapi.  Yeyen juga sempat kesurupan dan pingsan,\'\' cerita Aprilia Mayangsari, siswi kelas VIII.  Dan tak disangka, kesurupan kembali terjadi di sekolahnya.  Apalagi, semua siswa yang ikut lomba Paskibra juga kesurupan. Siswa Dipulangkan Sementara Kepala SMPN 8 Kota Bengkulu, Salmi saat dikonfirmasi mengatakan,  saat kejadian tersebut, dirinya tengah melakukan kunjungan silahturahmi ke rumah Ketua RT yang ada di sekitar sekolahnya untuk memantau anak tidak mampu dan anak putus sekolah.   \"Saya  setengah tidak yakin, karena  saat ditinggalkan  kondisi  sekolah aman-aman saja, setelah dapat info tersebut, saya langsung kembali ke sekolah dan melihat anak-anak sudah  teriak-teriak  kesurupan,\" ujarnya. Karena semakin banyak anak yang kerasukan, ia akhirnya mengambil kebijakan dengan menghentikan kegiatan belajar  di sekolahnya, dan mengembalikan seluruh pelajar ke rumahnya masing-masing.  \"Hari ini kegiatan belajar mengajar sengaja kita hentikan, karena  kondisi  tidak kondusif,\" terangnya. Ia juga akan meliburkan pelajar yang  kesurupan selama dua hingga tiga hari ke depan.  \"Besok  akan kita lihat, jika menganggu  seperti hari ini, maka  kegiatan belajar mengajar bisa diliburkan,\'\' katanya. Tak hanya itu, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, sekolah tetap meminta pengamanan dari unsur kepolisian dan paranormal.  Diakui Salmi,  kesurupan  ini  baru  sekali ini  terjadi selama dirinya menjadi Kepsek.  Pun demikian ia akan melakukan doa bersama untuk tolak balak. Di sisi lain, Kepala Bidang Pendidikan  Dasar, Gunawan PB  menuturkan, setelah mendapat informasi dari sekolah, perwakilan Diknas  bersama dua orang pengawas langsung ke sekolah.  Kondisi sekolah saat itu terlihat anak-anak yang kesurupan sudah sebagian dibawa pulang orang tuanya, dan sebagian masih berada di masjid untuk diterapi. (cw5/cw3/247)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: